Selainsuhu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim adalah derajat keasaman (pH). Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7) atau pH asam (Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Dan Kurva – Nah berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor, keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut diantaranya yaitu suhu atau temperature, pH “derajat keasaman”, konsentrasi enzim dan substrat serta pengaruh zat penghambat “inhibitor”, secara lengkap pengaruh dari keempat faktor tersebut dijelaskan sebagaimana berikut. Pengertian EnzimJenis Dan Fungsi Enzim Pencernaan ManusiaAmilaseMaltaseLaktaseLipaseProteaseSukraseFaktor Yang Mempengaruhi Kerja EnzimPengaruh TemperaturPengaruh pHPengaruh Konsentrasi Substrat Dan EnzimPengaruh InhibitorInhibitor KompetitifInhibitor Non Kompetitif Pengertian Enzim Enzim adalah sejenis protein yang ditemukan di dalam sel. Enzim membuat reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi enzim di dalam tubuh sangat penting, yaitu membangun otot, menghancurkan racun, dan memecah partikel makanan selama proses pencernaan. Enzim diproduksi secara alami di dalam tubuh. Misalnya, enzim diperlukan untuk fungsi sistem pencernaan yang tepat. Enzim pencernaan sebagian besar diproduksi di pankreas, lambung, dan usus kecil. Namun, kelenjar ludah juga menghasilkan enzim pencernaan untuk memecah molekul makanan saat kamu mengunyah. Seseorang juga bisa mengonsumsi enzim dalam bentuk pil jika mengalami masalah pencernaan tertentu. Jenis Dan Fungsi Enzim Pencernaan Manusia Dari jenis-jenis enzim pencernaan yang berbeda menargetkan nutrisi tertentu, memecahnya menjadi bentuk yang akhirnya bisa diserap. Jenis dan fungsi enzim pencernaan yang paling penting adalah Amilase Amilase penting untuk pencernaan karbohidrat. Ia memecah pati menjadi gula. Amilase disekresikan oleh kelenjar ludah dan pankreas. Pengukuran kadar amilase dalam darah terkadang digunakan sebagai bantuan dalam mendiagnosis berbagai penyakit pankreas atau saluran pencernaan lainnya. Tingkat amilase yang tinggi dalam darah bisa mengindikasikan saluran pankreas yang tersumbat atau terluka, kanker pankreas, atau pankreas akut, peradangan pankreas secara tiba-tiba. Kadar amilase yang rendah bisa mengindikasikan pankreatitis kronis atau penyakit hati. Maltase Maltase disekresikan oleh usus kecil dan bertanggung jawab untuk memecah maltosa gula malt menjadi glukosa gula sederhana yang digunakan tubuh sebagai energi. Selama pencernaan, pati sebagian diubah menjadi maltosa oleh amilase. Maltase kemudian mengubah maltosa menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh atau disimpan di hati sebagai glikogen untuk digunakan di masa mendatang. Laktase Laktase adalah jenis enzim yang memecah laktosa, gula yang ditemukan dalam produk susu, menjadi gula sederhana glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi oleh sel-sel yang dikenal sebagai enterosit yang melapisi saluran usus. Laktosa yang tidak diserap mengalami fermentasi oleh bakteri dan bisa menyebabkan gangguan gas dan usus. Lipase Lipase berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol alkohol gula sederhana. Lipase diproduksi dalam jumlah kecil oleh mulut dan perut, dan dalam jumlah yang lebih besar oleh pankreas. Protease Enzim ini juga disebut peptidase, enzim proteolitik, atau proteinase. Fungsi enzim pencernaan ini memecah protein menjadi asam amino. Selain itu, mereka berperan dalam berbagai proses tubuh, termasuk pembelahan sel, pembekuan darah, dan fungsi kekebalan tubuh. Sukrase Sukrase disekresikan oleh usus kecil, di mana ia memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa, gula sederhana yang bisa diserap tubuh. Sukrase ditemukan di sepanjang vili usus, tonjolan kecil seperti rambut yang melapisi usus dan membawa nutrisi ke dalam aliran darah. Enzim sangat penting untuk kesehatan tubuh. Selain diproduksi secara alami oleh tubuh, kamu bisa memperoleh enzim dari buah-buahan, sayuran, dan makanan lainnya. Enzim juga tersedia dalam bentuk suplemen. Jika tubuh kamu dalam kondisi kesehatan yang baik, cukup jalani pola makan sehat yang seimbang. Hindari mengonsumsi suplemen enzim hanya agar ingin menjadi lebih sehat. Hal itu justru berdampak buruk pada metabolisme. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Adapun faktor yang mempengaruhi kerja enzim sebagai berikut Pengaruh Temperatur Karena enzim merupakan zat yang tersusun atas protein, maka enzim juga memiliki sifat thermolabil atau sifat mudah rusak karena pengaruh suhu. Oleh karena itu suhu atau temperature termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Suhu terlalu tinggi akan membuat enzim mengalami denaturasi protein atau kerusakan, sementara suhu yang terlalu rendah akan membuat reaksi kerja enzim terhambat. Dan masing-masing enzim memiliki suhu optimum yang berbeda, akan tetapi rata-rata enzim dapat bekerja pada suhu optimum antara 30 sd 40 derajat celcius. Umumnya enzim tidak akan menunjukan reaksi jika suhu disekitarnya turun hingga 0 derajat celcius. Akan tetapi pada suhu ini enzim tidak akan rusak, ia akan bekerja dan aktif kembali jika suhu telah normal. Enzim baru akan rusak jika terkena pengaruh temperature yang tinggi. Enzim rusak bila kondisi suhu disekitarnya mencapai 60 derajat celcius, secara sederhana, pengaruh suhu terhadap kerja enzim. Pengaruh pH Selain suhu pH juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim, perubahan pH pada lingkungan sekitar enzim akan membuat perubahan asam amino kunci di sisi aktif enzim. Hal ini membuat sisi aktif enzim terhalang untuk dapat bergabung dengan substrat pH optimum yang diperlukan masing-masing enzim mempunyai kisaran yang berbeda, tergantung dari jenis enzimnya, secara sederhana grafik pengaruh pH terhadap laju reaksi enzim. Pengaruh Konsentrasi Substrat Dan Enzim Reaksi kerja enzim dapat optimum jika perbandingan antara konsentrasi subnstrat dan enzim berada dalam jumlah yang seimbang. Bila jumlah enzim lebih sedikit disbanding jumlah substratnya, maka rekasi hanya akan berjalan lambat sehingga ada beberapa substrat yang tidak terkatalisasi. Sementara bila jumlah enzim lebih banyak dibanding jumlah substratnya, maka reaksi akan berjalan sangat cepat. Secara sederhana pengaruh konsentrasi sebagai faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Pengaruh Inhibitor Laju reaksi enzim sebagai biokatalisator suatu substrat juga dipengaruhi adanya zat penghambat atau inhibitor. Bila inhibitor ditambahkan atau muncul dalam lingkungan reaksi, maka kecepatan kerja enzim akan menurun. Cara kerja inhibitor ini ialah dengan membentuk ikatan kompleks enzim-inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu bereaksi dengan substratnya. Secara umum ada 2 jenis inhibitor dalam faktor yang mempengaruhi kerja enzim, keduanya yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor Kompetitif Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang mempunyai susunan mirip bersama substrat. Oleh karenanya, pada inhibitor dan substrat bakal saling bersaing di dalam jalankan ikatan dan berhimpun bersama sisi aktif enzim. Bila inhibitor yang lebih dulu berikatan, maka substrat tidak bakal terkatalis, begitupun sebaliknya Inhibitor Non Kompetitif Inhibitor non kompetitif adalah inhibitor yang jika udah jalankan ikatan terhadap suatu anggota enzim bisa merubah sisi aktif enzim menjadi tidak cocok bersama susunan substrat. Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Dan Kurva Pengaruhnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
KerjaEnzim - Nah berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor, keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut diantaranya yaitu suhu atau temperature, pH "derajat keasaman", konsentrasi enzim dan substrat serta pengaruh zat penghambat "inhibitor", secara lengkap pengaruh dari keempat faktor tersebut dijelaskan sebagaimana berikut.
Faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut. Suhu Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu disebabkan molekul substrat bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbukan dengan tempat sisi aktif. Namun, diluar suhu tersebut, laju reaksi enzimatik akan menurun drastis akibat terputusnya ikatan hidrogen dan ikatan ionik lainnya yang merangkai molekul enzim. Hal ini menyebabkan enzim mengalami denaturasi terjadi perubahan atau modifikasi terhadap konformasi protein. Setiap enzim memiliki suatu suhu optimal, yaitu suhu ketika laju reaksi enzim paling cepat. Sebagian besar enzim manusia memiliki suhu optimal sekitar 35∘C – 40∘C. Pada suhu di atas atau di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Pada suhu di bawah 0∘C, enzim tidak dapat bekerja tetapi enzim tidak rusak sehingga jika keadaan suhu normal kembali enzim dapat bekerja lagi. Pada suhu tinggi di atas 55oC, enzim akan rusak. Derajat Kesamaan pH Sebagian besar enzim memiliki pH optimal sekitar 6-8. Namun, pepsin enzim pencernaan dalam lambung bekerja paling baik pada lingkungan asam, yaitu pH 2. Tripsin dalam usus bekerja pada lingkungan basa dengan pH optimal 8. Gambar. Perbandingan pH normal pepsin dengan tripsin Inhibitor zat penghambat Insektisida seperti DDT dichloro diphenyl trichloroethane, dieldrin, endrin, karbamat, dan paration dapat membunuh hama, hewan, bahkan manusia dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase enzim sistem saraf. Contoh inhibitor lainnya adalah aspirin yang digunakan sebagai obat. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin sehingga dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Gambar. Perbandingan laju reaksi yang dipengaruhi oleh inhibitor kompetitif, nonkompetitif, dan tanpa inhibitor Aktivator Aktivator ialah molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dan substrat. Biasanya zat ini bergabung dengan enzim pada tempat yang disebut sisi alosterik sehingga disebut efektor alosterik. Penggabungan antara efektor alosterik dan enzim menyebabkan perubahan pada bentuk molekul enzim sehingga sisi aktif enzim cocok dengan substrat dan kerja enzim menjadi lebih efektif. Contohnya, ion klorida CI yang mengaktifkan amilase dalam saliva air ludah. Konsentrasi Enzim Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin cepat proses terjadinya reaksi. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan laju reaksi. Konsentrasi Substrat Apabila sisi aktif enzim belum bekerja seluruhnya, penambahan konsentrasi substrat dapat mempercepat terjadinya reaksi. Tetapi, jika semua sisi aktif enzim sudah bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak akan mempercepat reaksi. Dengan kata lain, konsentrasi substrat telah berada pada titik jenuh atau kecepatan reaksi sudah maksimal. Zat Hasil Dalam kondisi normal, reaksi awal akan berlangsung secara cepat. Namun, jika sudah terbentuk penimbunan produk, laju reaksi akan melemah. Jika penimbunan produk disingkirkan, reaksi akan kembali cepat.
5 Inhibitor Enzim. 6. Aktivator. Enzim adalah sebuah senyawa kimia jenis protein yang berfungsi sebagai katalisator. Enzim sangat diperlukan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Oleh sebab itu hal-hal berikut ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim. 1. Temperatur. Latar Belakang Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubaha-perubahan kimia dalam sistem bilogi. Zat ini dihasilakan oleh organ-organ hewan dan tumbuhan, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi , transfer radikal dan pemutusan rantai karbon, kebanyakan enzim terdapat didalam alat atau organ dari organisme berupa larutan kolodial dalam cairan tubuh seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel, berkaitan dengan protoplasma. Enzim juga terdapat dalam mitokondria dan ribosom. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Aktivitas katalis yang dimiliki enzim merupakan alat ukur yang selektif dan sensitif terhadap aktovitas enzim. Aktivitas enzim dapat diamati dari sisa substrat, ph, suhu, dan indikator. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aktivitas enzim antara lain konsentrasi enzim dan substrat, suhu, pH dan indikator. Aktivitas enzim meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses metabolisme akan naik sampai batasan suhu maksimal. Sebagain besar enzim suhu optimalnya berada di suhu dimana enzim itu berada. Aktivitas enzim maksimal diperoleh pada ph optimal, untuk saliva enzim amilase phnya 7. Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan oleh denaturasi enzim pada pH tinggi atau rendah dan penambahan status bermuatan pada enzim atau substrat. Enzim dapat pula mengalami perubahan bentuk bila pH bervariasi. Pengetahuan tentang enzim sangat perlu diketahui karena pada bidang farmasi penggunaan obat-obatan seperti antibiotik penicilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat enzim yang berperan. Oleh karen itu, pada praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pengaruh pH terhadap keaktifan suatu enzim dan pengaruh temperatur terhadap keaktifan suatu enzim. Adaempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yakni : Temperatur: Temperatur tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein, sedangkan pada temperatur rendah akan menghambat reaksi.Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah 30 derajat sampai 40 derajat. Perubahan PH: Perubahan PH sangat berpengaruh pada perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif bergabung Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu sebagai berikut. Suhu Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu. Pada beberapa enzim, peningkatan suhu sampai 40° C diiringi dengan peningkatan kecepatan reaksi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pengaruh suhu T pada kecepatan reaksi dapat dijelaskan melalui suatu koefisien suhu Q10. Grafik pada menunjukkan hubungan suhu dan kecepatan reaksi enzim. Berdasarkan grafik tersebut, jika dipilih sembarang suhu T misalnya sebesar 20° C pada suatu kecepatan reaksi enzim tertentu, Q10 adalah sebagai berikut. Koefisien suhu Q10 = 2 di atas menunjukkan bahwa kecepatan reaksi enzim meningkat dua kalinya setiap peningkatan suhu 10°C. Namun, tidak berarti bahwa peningkatan kecepatan reaksi berlangsung tidak terbatas. Seperti terlihat pada grafik, kecepatan enzim mengkatalis reaksi mencapai suatu puncaknya pada suhu tertentu. Suhu ini disebut suhu optimum suatu reaksi. Pada grafik dapat dilihat bahwa suhu optimum reaksi yang dikatalis enzim adalah40° C. Di atas suhu tersebut, produk yang dihasilkan menurun. Peningkatan suhu di atas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hidrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Suhu Optimum Enzim Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya Gambar Denaturasi menyebabkan aktivitas enzim menurun atau hilang. Denaturasi umumnya bersifat irréversible tidak dapat kembali. Namun, enzim-enzim yang langka seperti RNAase dapat mengalami renaturasi setelah mengalami denaturasi. Renaturaslfadalah kembalinya bentuk enzim yang rusak ke bentuk sebelum rusak. Denaturasi Enzim - Pemanasan dengan suhu tinggi mengubah struktur enzim dan merusak sis aktif enzim pH Derajat keasaman pH juga mempengaruhi aktivitas enzim. Perubahan kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim. Setiap enzim memiliki pH optimum. Sebagai contoh, pepsin enzim yang bekerja di dalam lambung memiliki pH optimum sekitar 2 sangat asam, sedangkan amilase enzim yang bekerja di mulut dan usus halus memiliki pH optimum sekitar 7,5 agak basa. pH optimum pada beberapa jenis enzim Aktivator dan Inhibitor Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya. Contoh aktivator adalah ion klorida yang berperan dalam aktivitas amilase dalam saliva. Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Contoh inhibitor adalah ion sianida. Ion sianida menutupi sisi aktif enzim yang terlibat dalam respirasi. Inhibitor Enzim Inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitifInhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang cara kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Contohnya, sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Inhibitor kompetitif dapat diatasi dengan cara penambahan konsentrasi substrat. Inhibitor non-kompetitif Inhibitor non-kompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif, sehingga bentuk enzim berubah, dan sisi aktif tidak dapat berfungsi. Inhibitor ini tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Konsentrasi Enzim Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya hanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat. Konsentrasi Substrat Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum Vmax. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi Banyaknya molekul substrat yang diubah menjadi produk oleh enzim sangat bervariasi. Jumlah pergantian substrat adalah banyaknya molekul substrat yang dapat diubah menjadi produk oleh satu molekul enzim selama satu menit. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim dapat diketahui langsung dengan melakukan. Substrat yang digunakan berupa hidrogen peroksida H2O2. Hidrogen peroksida alami merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolisme aerob, misalnya pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karenanya hidrogen peroksida dikumpulkan di dalam peroksisom, kemudian didegradasi oleh katalase. Katalase mendegradasi hidrogen peroksida menjadi air H2O dan oksigen O2 dengan reaksi sebagai berikut. 2H2O2 -> 2H2O + O2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim – Sudah tahukah anda apa itu enzim? Enzim merupakan molekul komplek berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam tubuh. Enzim dapat juga diartikan sebagai protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab dalam laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia ekstraselular dan kerjanya enzim akan membentuk kompleks enzim-substrat. Setiap enzim bisanya ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia dan dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu. Enzim juga memiliki peran sebagai katalik organic, dan mempercepat kecepatan reaksi yang tidak ada enzim maka reaksi kimia akan terjadi sangat lambat. Bahkan berbagai reaksi juga tidak akan terjadi jika di dalam tubuh tidak terdapat enzim. Perlu anda ketahui bahwa enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia sampai berkali-kali lipat. Zat kimia yang ada pada awal proses biokimia disebut dengan substrat yang akan mengalami perubahan kima membentuk produk akhir. Konsentrasi substrat ini atau enzim tersbut dapat berdampak pada aktivitas Yang Mempengaruhi Kerja EnzimBerikut ini merupakan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Temperatur suhuEnzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu. Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum, ketika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan Juga 3 Adaptasi Tumbuhan - Pengertian, Ciri dan Contohnya LengkapKenaikkan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim. Akan tetapi, jika suhu melebihi batas optimum maka enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan. Sehingga hal tersbut dapat menyebabkan enzim tidak akan berfungsi sebagai katalis lagi. Contohnya enzim yang dimiliki manusia mempunyai suhu optimum 350C – 450C, sedangkan enzim pada bakteri yang hidup di dalam air panas mempunyai suhu optimum 700C atau bahkan Derajat keasaman pHDikarenakan molekul enzim umumnya merupakan protein globular, maka bentuk dan juga fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan yang ada di sekitarnya. Enzim mempunyai kadar pH yang dapat bersifat asam ataupun basa. Namun, terdapat beberapa enzim yang memiliki pH optimum antara 6-8. Apabila pH berubah akan mengakibtakan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk kompleks enzim-substrat. Hal tersebut daoat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu apabila pH berubah juga dapat mengakibatkan proses denaturasi kerusakan pada suhu dapat meningkatkan laju tumbukan yang terjadi antara enzim dengan molekul substrat, sehingga dapat meningkatkan laju pembentukkan kompleks enzim substrat serta dapat meningkatkan kecepatan Konsentrasi enzim dan substratPada saat konsentrasi enzim membesar akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi tersebut akan terus bertambah sehingga tercapai kecepatan konstan. Kecepatan tersebut dapat dicapai ketika semua substrat telah diikat oleh enzim. Konsentrasi pada enzim berbanding lurus dengan kecepatan substrat yang bertambah dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi apabila jumlah enzim dalam reaksi tersebut meningkat. Akan tetapi, saat semua sisi aktif enzim sedang bekerja, maka penambahan konsentrasi subtract tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadaan tersebutlah yang menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik maksimum. Kecepatan reaksi aakan terus bertambah dan meningkat hingga mencapai kecepatan konstan yaitu apabila semua enzim telah mengikat Zat-zat penggiat activatorZat penggiat yatu molekul atau zat yang memiliki fungsi sebagai pemacu atau pemercepat reaksi enzim. Contoh dari zat penggiat activator yaitu garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2%-5%, serta ion logam seperti Ca, Ni, Mg, Mn, dan Cl. Contoh inilah yang dapat menjadi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Zat penghambat inhibitorZat penghambat merupakan suatu molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim dapat dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor kompetitif, yaitu molekul penghambat kerja enzim yang dapat bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif atau dapat juga disebut dengan inhibitor irreversible akan berikatan dengan sangat kuat pada sisi aktif enzim. Pengikat ini akan berlangsung secara bolak balik sehingga persentase penghambat untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang apabila substratnya bertambah. Jadi, inhibitor kompetitif dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substratnya. Sebagai contoh yaitu melibatkan enzim yang paling berlimpah, riboluse bifosfat karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses tersebut molekul-molekul O2 bersaing dengan molekul-molekul CO2 untuk sisi aktif. Contoh lainnya yakni sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen dengan tujuan untuk berikatan dengan sisi aktif nonkompetitif, yaitu inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim selain sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif dapat juga disebut dengan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Hal inilah yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi kembali, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor jenis ini tidak dapat dihilangkan meskipun dengan menambahkaan substrat. Ag+, Hg2+, dan Pb2+ dapat dilihat sebagai contoh dari inhibitor Juga [Lengkap] Cara Kerja Enzim Pada Proses Metabolisme TubuhDemikian pembahasan mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Dapat kita ketahui bahwa banyak faktor yang ternyata dapat mempengaruhi kerja enzim, diantaranya suhu, tingkat keasaman pH, zat penggiat, zat penghambat, serta konsentrasi enzim dan substrat. Semoga uraian tersebut dapat digunakan sebagai referensi dan bermanfaat bagi kita juga Faktoryang Mempengaruhi Kerja Enzim. 1. Derajat Keasaman (pH) Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6 - 8.Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia intraselular dan ekstraselular. Enzim bekerja dengan membentuk kompleks enzim – substrat. Reaksi enzim selalu bolak-balik. Hampir semua enzim adalah protein globular yang terdiri atas polipeptide tunggal atau dua atau lebih polipeptide yang diikat bersama dalam struktur kuarternari oleh ikatan non-kovalen. Ini disebabkan oleh konfigurasi tiga dimensi yang ada dalam larutan, enzim – enzim bertindak terhadap molekul – molekul lain substrat, dan mengkatalis satu tipe tetapi tidak harus satu reaksi memungkinkan adanya satu atau dua sisi aktif domain yang mengikat untuk sementara dan biasanya secara non-kovalen dengan molekul substrat yang setara untuk membentuk satu atau lebih kompleks enzim-substrat ES, katalisis hanya terjadi selama adanya kompleks atau lebih produk kemudian dilepaskan sehingga sisi aktifnya bebas lagi untuk mengikat substrat yang baru. Sisi aktif mempunyai konformasi dan distribusi muatan yang khusus substrat dan komponen asam aminonya, akan mengubah posisinya yang tiga dimensi induced fit sebagai substrat pengikat, sehingga memungkinkan beberapa sub-reaksi terlibat dalam katalis untuk enzim hanyalah mempercepat laju reaksi, yang posisi ekuilibrium dari reaksi bolak-baliknya dipertahankan. Proses kerja enzim dapat diterangkan dalam konteks pengertian termodinamika. Enzim akan memperkecil energi aktivasi reaksi –reaksi, sehingga memungkinkannya untuk terjadi lebih cepat pada suhu rendah hal ini sangat penting dalam sistem biologis. Sekarang diketahui bahwa molekul RNA dapat bertindak sebagai katalis reaksi – reaksi, kadang – kadang melibatkan diri sebagai substrat. Ketika molekul – molekul RNA itu melibatkan molekul non-RNA sebagai substrat maka RNA dapat dianggap sebagi enzim dalam arti umumnya, sel hanya dapat melakukan apa yang dimungkinkan oleh enzim – enzim untuk dikerjakan. Selama evolusi dan perkembangan multiselular, sel – sel menjadi tampak dan berfungsi berlainan satu sama lain karena mereka mempunyai kemampuan biokimia yang berbeda – kerja enzim diterangkan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan kunci Lock and Key Theory yang dikemukakan oleh Fischer 1898. Teori ini menjelaskan bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat diumpamakan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim. Kemudian, teori kecocokan yang terinduksi Induced Fit Theory yang dikemukakan oleh Daniel Koshland. Teori ini menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan substratnya fleksibel.Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim1. Suhu TemperaturSifat Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai batas suhu tertentu. Batas suhu tersebut dinamakan suhu optimum. Jika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 0oC atau di bawahnya brsifat nonaktif. Akan tetapi pada suhu tersebut enzim tidak suhu dapat meninkatkan akivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi batas optimum enzim dapat mengalami denaturasi atau kerusakan. Hal ini, akan mengakibatkan enzim tidak dapat berfungsi sebagai katalis lagi. Contoh, enzim manusia memiliki suhu optimum 35oC – 40oC, enzim pada bakteri yang hidup di air panas memiliki suhu optimum 70oC atau Derajat Keasaman pHKarena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6 – 8. Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk kompleks enzim – substrat, sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi kerusakan pada enzim. Denaturasi oleh pH yang ekstrim biasanya bersifat bolak-balik, tetapi tidak bolak-balik pada denaturasi yang terjadi karena suhu panas. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju tumbukan antara enzim dan molekul substrat, sehingga akan meningkatkan laju pembentukan kompleks enzim-substrat dan meningkatkan keceptan ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim pada suhu optimum karena reaksi itu teralampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang – kadang hanya pada temperatur lebih dari 100oC. Contoh enzim ptialin di mulut hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan enzim tripsin di usus bekerja pada pH Konsentrasi Enzim dan Substrat Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua substrat sudah terikat oleh enzim. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi jika jumlah enzim dalam reaksi tersebut tetap. Namun, ketika semua sisi aktif enzim sedang bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadan demikian menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik maksimum. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua enzim mengikat setiap saat, proporsi molekul – molekul enzim yang terikat pada substrat akan tergantung pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi meningkat, kecepatan awal dari reaksi Vo pada saat penambahan enzim akan meningkat sampai suatu nilai maksimum, Vmax, pada tingkat substrat, enzim tersebut dikatakan jenuh seluruh sisi aktif maksimum, dan penambahan jumlah substrat tidak akan menaikkan Vo. Nilai konsentrasi substrat pada saat Vo = ½ Vmax dikenal dengan tetapan MICHAELS Km untuk reaksi substrat-enzim. Rendahnya nilai Km menunjukkan afinitas tinggi dari enzim untuk enzim misalnya aspartase hanya mengikat satu molekul substrat yang sangat khusus; enzim yang lain dapat mengikat berbagai substrat lain yang khusus untuk enzim tersebut misalnya semua ikatan peptida terminal dalam kasus eksopeptidase. Perbedaan itu timbul dari derajat stereospesifitas enzimnya. Banyak yang memerlukan gugus prostetik yang menempel atau koenzim yang dapat melebur untuk menjalankan aktivitasnya. Pada enzim – enzim itu komponen proteinnya dinamakan apoenzim dan seluruh kompleks enzim-kofaktor fungsional dinamakan Zat – zat Penggiat AktivatorAktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2% – 5%, dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Zat – zat Penghambat InhibitorInhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor KompetitifInhibitor kompetitif inhibitor irreversible merupakan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif inhibitor irreversible berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim. Pengikatan ini berlangsung bolak-balik sehingga persentase penghambatan untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang kalau substratnya inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Contoh yang teramat penting dari pengikatan ini adalah melibatkan enzim yang paling berlimpah, ribulose bifosfat karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses ini molekul – molekul O2 bersaing dengan molekul – molekul CO2 untuk sisi aktif dan contoh lainnya adalah sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen untuk berikatan dengan sisi aktif NonkompetitifInhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim selain sisi aktif enzim disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi. Sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Perhatikan gambar di bawah ini!Demikianlah penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pegetahuan kita semua.
Keempatfaktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut, di antaranya yaitu suhu atau temperatur, pH (derajat keasaman), konsentrasi enzim dan substrat, serta pengaruh zat penghambat (inhibitor). Secara lengkap pengaruh dari keempat faktor tersebut beserta grafiknya dijelaskan sebagaimana berikut. 1.Contents1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja 1. Temperatur suhu 2. Derajat keasaman pH 3. Konsentrasi enzim dan 4. Zat-zat penggiat activator 5. Zat penghambat inhibitor Share thisFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim – Sudah tahukah anda apa itu enzim? Enzim merupakan molekul komplek berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam tubuh. Enzim dapat juga diartikan sebagai protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab dalam laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia ekstraselular dan kerjanya enzim akan membentuk kompleks enzim-substrat. Setiap enzim bisanya ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia dan dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu. Enzim juga memiliki peran sebagai katalik organic, dan mempercepat kecepatan reaksi yang tidak ada enzim maka reaksi kimia akan terjadi sangat lambat. Bahkan berbagai reaksi juga tidak akan terjadi jika di dalam tubuh tidak terdapat enzim. Perlu anda ketahui bahwa enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia sampai berkali-kali lipat. Zat kimia yang ada pada awal proses biokimia disebut dengan substrat yang akan mengalami perubahan kima membentuk produk akhir. Konsentrasi substrat ini atau enzim tersbut dapat berdampak pada aktivitas Yang Mempengaruhi Kerja EnzimBerikut ini merupakan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Temperatur suhuEnzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu. Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum, ketika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim. Akan tetapi, jika suhu melebihi batas optimum maka enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan. Sehingga hal tersbut dapat menyebabkan enzim tidak akan berfungsi sebagai katalis lagi. Contohnya enzim yang dimiliki manusia mempunyai suhu optimum 350C – 450C, sedangkan enzim pada bakteri yang hidup di dalam air panas mempunyai suhu optimum 700C atau bahkan Derajat keasaman pHDikarenakan molekul enzim umumnya merupakan protein globular, maka bentuk dan juga fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan yang ada di sekitarnya. Enzim mempunyai kadar pH yang dapat bersifat asam ataupun basa. Namun, terdapat beberapa enzim yang memiliki pH optimum antara 6-8. Apabila pH berubah akan mengakibtakan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk kompleks enzim-substrat. Hal tersebut daoat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu apabila pH berubah juga dapat mengakibatkan proses denaturasi kerusakan pada suhu dapat meningkatkan laju tumbukan yang terjadi antara enzim dengan molekul substrat, sehingga dapat meningkatkan laju pembentukkan kompleks enzim substrat serta dapat meningkatkan kecepatan Konsentrasi enzim dan substratPada saat konsentrasi enzim membesar akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi tersebut akan terus bertambah sehingga tercapai kecepatan konstan. Kecepatan tersebut dapat dicapai ketika semua substrat telah diikat oleh enzim. Konsentrasi pada enzim berbanding lurus dengan kecepatan substrat yang bertambah dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi apabila jumlah enzim dalam reaksi tersebut meningkat. Akan tetapi, saat semua sisi aktif enzim sedang bekerja, maka penambahan konsentrasi subtract tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadaan tersebutlah yang menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik maksimum. Kecepatan reaksi aakan terus bertambah dan meningkat hingga mencapai kecepatan konstan yaitu apabila semua enzim telah mengikat Zat-zat penggiat activatorZat penggiat yatu molekul atau zat yang memiliki fungsi sebagai pemacu atau pemercepat reaksi enzim. Contoh dari zat penggiat activator yaitu garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2%-5%, serta ion logam seperti Ca, Ni, Mg, Mn, dan Cl. Contoh inilah yang dapat menjadi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Zat penghambat inhibitorZat penghambat merupakan suatu molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim dapat dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor kompetitif, yaitu molekul penghambat kerja enzim yang dapat bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif atau dapat juga disebut dengan inhibitor irreversible akan berikatan dengan sangat kuat pada sisi aktif enzim. Pengikat ini akan berlangsung secara bolak balik sehingga persentase penghambat untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang apabila substratnya bertambah. Jadi, inhibitor kompetitif dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substratnya. Sebagai contoh yaitu melibatkan enzim yang paling berlimpah, riboluse bifosfat karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses tersebut molekul-molekul O2 bersaing dengan molekul-molekul CO2 untuk sisi aktif. Contoh lainnya yakni sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen dengan tujuan untuk berikatan dengan sisi aktif nonkompetitif, yaitu inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim selain sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif dapat juga disebut dengan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Hal inilah yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi kembali, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor jenis ini tidak dapat dihilangkan meskipun dengan menambahkaan substrat. Ag+, Hg2+, dan Pb2+ dapat dilihat sebagai contoh dari inhibitor pembahasan mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Dapat kita ketahui bahwa banyak faktor yang ternyata dapat mempengaruhi kerja enzim, diantaranya suhu, tingkat keasaman pH, zat penggiat, zat penghambat, serta konsentrasi enzim dan substrat. Semoga uraian tersebut dapat digunakan sebagai referensi dan bermanfaat bagi kita jugaProses Terbentuknya Bunga Sepatu Paling Lengkap6 Bagian Saluran Pencernaan Manusia dan Prosesnya Lengkap
Postedon July 22, 2022. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Dan Kurva - Nah berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor, keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut diantaranya yaitu suhu atau temperature, pH "derajat keasaman", konsentrasi enzim dan substrat serta pengaruh zatOleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Enzim adalah senyawa protein yang mempunyai molekul besar. Ada beberapa enzim yang hanya terdiri atas beberapa polipeptida dan tidak memiliki kandungan gugus kimia, selain residu asam amino. Namun, ada enzim lain yang membutuhkan tambahan komponen untuk aktivitasnya. Komponen itu disebut gugus prostetik. Gugus prostetik merupakan ion atau molekul yang dibutuhkan beberapa enzim untuk melakukan proses enzim Struktur enzim katalase Enzim mempunyai tiga jenis komponen penyusun, yaitu Apoenzim Merupakan bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang sifatnya mudah berubah terhadap faktor lingkungan di sekitarnya. Baca juga Organ yang Menghasilkan Enzim Pencernaan Kofaktor Merupakan bagian komponen non-protein di dalam enzim, berupa Ion anorganik atau aktivator. Gugus prostetik Merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan kuat dengan enzim.